Tuesday, 4 February 2020

Tokoh Penyebar Agama Islam di Semarang, Begini Asal Usul Sunan Kuning

Kompleks pemakaman Sunan Kuning atau Soen An Ing di Jalan Taman Sri Kuncoro, RW 2 RT 3, Kali Banteng, Semarang Barat (Ayosemarang.com/Vedyana)

 Selama ini banyak masyarakat yang mendengar nama Sunan Kuning, mereka akan mengaitkannya dengan kawasan lokalisasi di Semarang yang saat ini sudah ditutup.

Namun, menurut penjaga makam, Sunan Kuning atau bermana lain Soen An Ing merupakan seorang tokoh penyebar agama islam di wilayah tersebut.

Dilansir oleh ayosemarang.com mengunjungi makam Sunan Kuning ada di Jalan Taman Sri Kuncoro, RW 2 RT 3, Kali Banteng, Semarang Barat. Jaraknya sekitar 100 meter saja dari pusat lokalisasi.

Terlihat makam tersebut berada di atas pemakaman umum di bukit Pekayangan atau sering disebut Tepis Wiring. 

"Karena tempatnya yang berbukit sekaligus miring, jadi sebutannya Tepis Wiring," ujar Tri, salah satu penjaga makam Sunan Kuning.

Tri menerangkan, jika nama Sunan Kuning adalah Soen An Ing, dan nama tersebut tertulis jelas di Gapura masuk pemakaman yang sedikit bernuansa Tionghoa dengan gaya khas dari bentuk gapura dan warna merah.

"Di sini ada 3 bangunan di tengah pemakaman umum yang dipisahkan gapura. 3 bangunan bergaya Tiongkok itu terdiri dari cungkup makam Sunan Kuning, cungkup makam 3 pengikutnya, dan musala. Di dalam cungkup makam Sunan Kuning sendiri terdapat 3 makam. Yakni makam Mbah Sunan Kuning, lalu ada makam Mbah Sunan Kali sama Mbah Sunan Ambarawa,” imbuhnya.

Menurut sejarah yang diketahuinya, makam Sunan Kuning ini ditemukan sekira tahun 1700-an. Hal ini dikuatkan dengan prasasti dan tulisan di batu nisan perihal nama maupun jatidiri yang ada di makam tersebut.

Julukan Sunan Kuning sendiri, diperkirakannya hanya untuk mempermudah pengucapan bagi masyarakat jawa saat itu yang sulit mengucap nama Soen An Ing. 

"Tak hanya sebagai pendakwah agama islam, Beliau juga dikenal sosok yang pandai ilmu pengobatan, bahkan keahliannya itu terkenal hingga mancanegara," katanya.

Tri pun sempat menyayangkan jika dahulu sebutan nama Sunan Kuning malah lebih terkenal sebagai tempat wilayah yang dikenal karena lokalisasinya ketimbang tempat dimana dahulu pernah ada seorang pembawa agama Islam di wilayah tersebut.

"Tapi harapannya setelah Lokalissi Argorejo ditutup. Sunan Kuning tidak dikaitkan lagi deang tempat perempuan menjual kehangatan," tukasnya.

Adapun dalam buku berjudul "9 Oktober 1740; Drama Sejarah, dalam Catatan Seorang Tionghoa di Semarang, Liem Thian Joe", menyebut bahwa Sunan Kuning sebenarnya memiliki nama populer Raden Mas Garendi.

Buku itu juga menyebutkan bahwa Sunan Kuning berasal dari kata Cun Ling yang berarti bangsawan tertinggi. Disebutkan, Cun Ling ini adalah salah satu tokoh yang berperan penting dalam peristiwa Geger Pacinan tahun 1740-1743.

Sumber: Ayosemarang.com

No comments:

Post a Comment